Monday, December 1, 2014

PENDUDUK INDONESIA DAN TINGKAT PENDIDIKAN



RI Terendah di PISA, WNA: Indonesian Kids Don't Know How Stupid They Are


Jakarta - Programmme for International Student Assessment (PISA) di bawah Organization Economic Cooperation and Development (OECD) pada tahun 2012 lalu mengeluarkan survei bahwa Indonesia menduduki peringkat paling bawah dari 65 negara, dalam pemetaan kemampuan matematika, membaca dan sains. Seorang warga negara asing yang lama tinggal di Indonesia, merespons survei itu dengan menulis artikel di blognya berjudul "Indonesian kids don't know how stupid they are".

Adalah Elizabeth Pisani, seorang WNA kelahiran Amerika Serikat, epidemiologis, dan mantan jurnalis yang menuliskan artikel itu, di situs portraitindonesia.com dan indonesiaetc.com yang dikelolanya. Dia menyampaikan keprihatinannya pada Indonesia dari hasil survei PISA tersebut.

Dari 65 negara yang ikut dalam survei, Indonesia yang selama ini dicintai dan dikagumi Elizabeth menduduki peringkat paling bawah. Survei PISA-OECD ini dilakukan secara kualitatif pada tahun 2012 lalu yang baru dirilis awal pekan Desember 2013. Survei ini melibatkan responden 510 ribu pelajar berusia 15-16 tahun dari 65 negara dunia yang mewakili populasi 28 juta siswa berusia 15-16 tahun di dunia serta 80 persen ekonomi global.

detikcom sendiri pernah membahas soal survei tersebut pada Desember 2013 lalu. Disebutkan bahwa kemampuan matematika siswa-siswi di Indonesia menduduki peringkat bawah bawah dengan skor 375. Kurang dari 1 persen siswa Indonesia yang memiliki kemampuan bagus di bidang matematika. Di bidang kemampuan membaca, Indonesia mendapatkan skor 396 dan di bidang kemampuan sains mendapatkan skor 382. Namun keduanya sama-sama tergolong dalam level bawah.

"Tapi yang menjadi kekhawatiran bagi saya bahwa anak-anak Indonesia bahkan tidak menyadari seberapa buruk sistem pendidikan sekolah yang membuat mereka gagal," tulis Elizabeth dalam ulasannya.

Elizabeth menyebut, mayoritas anak-anak Indonesia, terutama yang berusia 15 tahun, tidak memiliki kemampuan dasar yang diperlukan dalam masyarakat modern saat ini. "Mereka berpikir bahwa mereka siap untuk masa depan," imbuhnya.

Elizabeth menyebutkan laporan bahwa 95 persen anak Indonesia yakin telah mempelajari hal-hal yang membantu persiapan mereka dalam mendapat pekerjaan di masa depan. Sebagian besar berpikir bahwa sekolah sangat membantu mereka untuk masa depan mereka. Hanya sedikit yang berpikir bahwa sekolah itu hanya buang-buang waktu.

REFERENSI

No comments:

Post a Comment