Wednesday, July 12, 2017

Pengaturan Kecepatan Motor Induksi 3ΓΈ dengan Kontrol PID Melalui Metode Field Oriented Control (FOC) ( Rectifier, Inverter, Sensor arusdan Sensor tegangan)

Fachrul Feriantono
Mahasiswa S1 JurusanTeknik Elektro
Universitas Gunadarma
Kampus Universitas Gunadarma Margonda, Depok 16424
Email fahrul.ferian@yahoo.com

Abstrak – Metode Field Oriented Control pada kecepatan motor induksi 3 fase digunakan untuk mengurangi overshoot dan memperpendek settling time. Kecepatan motor diatu rmelalui kontroler PID. Penyetelan parameter nilai Kp, Ki, dan Kd pada kontroler PID. Field Oriented Control digunakan pada kondisi dinamis. Pada rangcangan pengatur kecepatan motor ini ditambahkan rangkaian rectifier 3 fase untuk menyearahkan tegagan untuk keperluan sensor tegangan dan sensor arus, dan  rangkaian inverter untuk pembacaan sinyal AC pada sensor. Nilai overshoot yang rendah dan settling time yang pendek dapat mengurangi penurunan kecepatan paa saat pembebanan.

Kata Kunci:  PID Controller, Field Oriented Control (FOC), Induction Motor  

I.     PENDAHULUAN
            Motor induksi yang banyak digunakan untuk kebutuhan di bidang industri ternyata masih memiliki hal-hal yang kurang menguntungkan seperti, nilai overshoot tinggi dan settling time yang lama yang dapat menyebabkan kecepatan motor induksi turun pada saat pembebanan.
Untuk melakukan pengaturan arus torsi dan arus medan secara terpisah, maka digunakan metode FOC pada pengendalian kecepatan motor induksi.
Untuk menghasilkan keluaran yang konstan maka digunakan metode pengontrolan dengan kontrol PID. Kontrol PID memiliki kekurangan, tetapi dapat ditutupi dengan cara menggabungkan ketiganya secara paralel dan menjadi kontroler proporsional, kontroler integral dan kontroler diferensial yang menjadi satu.
Masing-masing elemen kontrol P, I, dan D pada kontrol PID secara keseluruhan digunakan untuk mengatasi masalah pada saat start awal motor listrik. Keluaran kontrol PID merupakan jumlah dari keluaran kontroler proporsional, integral dan differensial. Untuk mengatur perubahan sifat dari elemen-elemen proporsional, integral dan differensial dapat dilakukan dengan merubah konstanta KP, KI, dan KD. Satu atau dua konstanta tersebut dapat disetel lebih menonjol dari konstanta yang lainya untuk memberi konstribusi pengaruh pada respon sistem secara keseluruhan.

II. DASAR TEORI

A.     Metode Field Oriented Control
Field Oriented Control (FOC) digunakan untuk dapat mengatur arus torsi dan arus medan secara terpisah. FOC adalah suatu metode pengaturan medan pada motor ac dari sistem  coupled diubah menjadi sistem decoupled. Dengan sistem ini arus penguatan dan arus beban motor dapat dikontrol secara terpisah, dengan demikian torsi dan fluksi juga dapat diatur secara terpisah, sepertihalnya motor dc.
Prinsip dasar dari motor dc adalah dengan menjaga fluks tetap konstan, torsi dapat dikontrol dengan mengontrol arus jangkar.
Te = kIfIa         (1)
Arus stator menghasilkan fluks stator, selanjutnya fluks stator akan menginduks iarus rotor sehingga akan menghasilkan fluks rotor, interaksi antara fluks stator dan fluks rotor menghasilkan torsi. Jarak sudut antara fluks stator dan fluks rotor tergantung dari beban dan putaran.
Ø    Perhitungan Torsi :


Ø    Pada sumbu dq :



B. Kontrol PID 
Kontrol PID ( Proportional – Integral – Derivative ) digunakan untuk pengaturan penguatan. Kontrol PID merupakan kombinasi dari tiga jenis kontroler. Jika masing-masing dari ketiga jenis kontroler tersebut berdiri sendiri maka hasil yang dicapai kurang baik, sebab masing-masing memiliki kelebihan dan kelemahan sendiri sendiri. Kombinasi dari ketiga jenis kontroler tersebut menjadi satu sistem kontrol tunggal, diharapkan mampu memberikan kontribusi dari kelebihan masing-masing.
Kontrol proporsional adalah suatu penguat linier yang dapat diatur penguatannya. Hubungan antara keluaran kontroler m (t) dan sinyal kesalahan e (t) .

m (t) = 𝐾𝑝𝑒(𝑑)  (5)

dengan:
Kp adalah gain proporsional
m (t) adalah keluaran kontrol
e(t) adalah sinyal kesalahan

Kontrol proporsional integral adalah merupakan perubahan dari keluaran kontrol integral m(t), berubah dengan fungsi waktu yang sebanding dengan sinyal kesalahan. Hubungan antara keluaran kontroler m (t) dan sinyal kesalahan e(t) adalah :


dengan:

Kp adalah gain proporsional
Ti adalah waktu integral

Tetapan waktu integral Ti  mengatur aksi kontrol integral, sedangkan Kp memperkuat bagian proporsional maupun bagian integral dari aksi kontrol. Kebalikan dari tetapan waktu integral  Ti disebut laju reset. Laju reset adalah banyaknya pengulangan bagian proporsional dari aksi pengontrolan per detik. Kontrol proporsional derivatif didefinisikan.


dengan: 
Kp adalah gain proporsional
Td adalah tetapan waktu derivatif

Kontrol derivatif sering disebut kontrol laju (rate control), karena besar keluaran kontroler sebanding dengan laju perubahan sinyal kesalahan. Tetapan waktu turunan  Td adalah selang waktu bertambah majunya respon kontrol proporsional yang disebabkan oleh aksi laju (rate action). Kontroler PID adalah gabungan kontrol proporsional, kontrol integral, dan kontrol turunan.Gabungan kontrol ini mempunyai keunggulan dalam memperbaiki kesalahan sinyal dibandingkan dengan masing-masing dari tiga kontrol tersebut. Persamaan kontrol PID dapat diberikan sebagai berikut:

  



Untuk memenuhi sistem yang diinginkan maka ketiga parameter PID harus ditetapkan secara optimal. Ada beberapa metode untuk menentukan parameter tersebut diantaranya adalah metode coba-coba (cut and try method), metode Ziegler-Nichols dan metode tanggapan tangga.
PID merupakan salah satu jenis pengatur yang banyak digunakan. 

C. Rectifier 3 Phase
Rangkaian rectifier 3 phasa dan 6 buah diode yang dapat mengubah tegangan 3 phasa menjadi tegangan DC. Rangkaiannya seperti yang ditunjukkan oleh gambar 2 berikut :


Untuk menentukan tegangan keluaran dapat digunakan persamaan sebagai berikut :

D. Inverter 3 Phase

Konverter DC ke AC dinamakan  inverter. Fungsi sebuah inverter adalah mengubah tegangan input DC menjadi tegangan output AC simetris dengan besar dan frekuensi yang diinginkan. Tegangan outputnya bisa tertentu dan bisa jugadiubah – ubah dengan frekuensi tertentu atau frekuensi yang diubah – ubah. Tegangan output variabel didapat dengan mengubah – ubah tegangan input DC agar gain inverter konstan. Disisi lain, apabila tegangan input DC adalah tertentu dan tidak bisa diubah – ubah, bisa didapatkan tegangan output yang variabel dengan mengubah – ubah gain dari inverter. Gain inverter didefinisikan sebagai rasio tegangan output AC terhadap tegangan input DC. 

Rangkaian Inverter ini terdiri dari enam buah piranti switching (MOSFET) yang bekerja secara berpasangan dan bekerja (on-off) secara bergantian. Maka membutuhkan enam buah pulsa yang bekerja on-off secara bergantian. Rangkaian dasar Three Phase Full Bridge Inverter pada Gambar 4. Didesain untuk menghasilkan tegangan 380 Vac dan arus 3 Ampere.
Untuk memenuhi keadaan tersebut, piranti yang sesuai untuk Three Phase Full Bridge Inverter ini menggunakan MOSFET tipe IRFP 460. MOSFET ini memiliki kemampuan switching diatas 50 KHz, batas kemampuan tegangan drain-source sampai 500 V danarus drain ID 20 Ampere. Untuk menentukan tegangan keluaran dari inverter dapat digunakan persamaan sebagai berikut :
Rangkaian Inverter 3 phase ini menggunakan PCI 1710 yang sudah diprogram matlab sebagai pembangkit PWM untuk menyulut mosfet inverter. PWM keluaran dari PCI 1710 dihubungkan dengan rangkaian optoisolator yang digunakan sebagai pemisah antara PCI dengan mosfet inverter 3 phase.
Sehingga dengan optoisolator terhindar dari kerusakan, apabila terdapat arus balik dari rangkaian inverter 3 phase.

Dengan simulasi menggunakan sudut switching 180° untuk inverter seperti pada gambar 5 diatas, maka dihasilkan pulsa keluaran dari inverter seperti pada gambar  6. Dibawah ini.

E. Sensor arus
Untuk sensor arus digunakan IC ACS 712 yang dapat membaca nilai arus hingga 20 Ampere. Output dari sensor arus ini berupa tegangan yang proporsional dengan nilai arus input yang dibaca, dengan sensitivitas 100 mV / A.


F. Sensor Tegangan
Sensor tegangan menggunakan resistor pembagi tegangan dipasang secara paralel antara phasa dan netral. Fungsi resistor ini adalah untuk menurunkan tegangan dari tegangan sumber menjadi tegangan yang dikehendaki.


         I.           DATA HASIL PENGUJIAN
      A.    Hasil Pengujian Rectifier 3 Fasa

Untuk menghitug Vout, dilakukan dengan menghitung Vdc menggunakan persamaan (9) dan (10).

     B.    Hasil Pengujian Sensor Arus
              
           

Sensor arus dapat mendeteksi arus yang melalui rangkaian.


    C.    Hasil Pengujian Sensor Tegangan AC


Hasil perhitungan pada sensor tegangan AC dilakukan dengan menggunakan persamaan (12).

    D.    Hasil Pengujian Sensor Tegangan DC

Vout dapat dihitung dengan mengunakan persamaan (12).

IV. KESIMPULAN
1.      Kecepatan putar motor induksi 3 fasa diatur untuk mendapatkan overshoot yang rendah dan setling time yang pendek sehingga tidakterjadi penurunan kecepatan pada saat pembebanan pada motor.
2.      Kontrol PID diatur dengan cara mengubah parameter konstanta K[p. KI, dan KD. Penggunaan metode FOC untuk motor induksi dengan kondisi dinamis.






V. DAFTAR PUSTAKA

[1]                    Ardana I WayanRaka, “Simulasi Sistem Kontroler PID untuk Motor Induksi menggunakan perangkat lunak Matlab / Simulink”, Politeknik Negeri Bali, Bali, 2008.
[2]       Domenico Casadei, Member, IEEE, Francesco Profumo, Senior Member, IEEE, Giovanni Serra, Member, IEEE, and Angelo Tani, “FOC and DTC: Two Viable Schemes for Induction Motors Torque Control”, IEEE TRANSACTIONS ON POWER ELECTRONICS, Vol. 17, No. 5, September 2002.
[3]       Denny Septa Ferdiansyah, Gigih Prabowo, Sutedjo, Pengaturan Kecepatan Motor Induksi 3ΓΈ dengan Kontrol PID  melalui Metode Field Oriented Control (FOC) ( Rectifier, Inverter, Sensor arus dan Sensor tegangan), Politeknik Elektronika Negeri Surabaya – ITS  





Sunday, December 25, 2016

PROSESOR PARALEL

         Pemrosesan paralel (parallel processing) adalah penggunakan lebih dari satu CPU untuk menjalankan sebuah program secara simultan.Idealnya, parallel processing membuat program berjalan lebih cepat karena semakin banyak CPU yangdigunakan.Komputasi paralel adalah salah satu teknik melakukan komputasi secara bersamaan denganmemanfaatkan beberapa komputer independen secara bersamaan. Ini umumnya diperlukan saatkapasitas yang diperlukan sangat besar, baik karena harus mengolah data dalam jumlah besar (diindustri keuangan, bioinformatika, dll) ataupun karena tuntutan proses komputasi yang banyak. Kasus kedua umum ditemui di kalkulasi numerik untuk menyelesaikan persamaan matematis di bidang fisika (fisika komputasi), kimia (kimia komputasi) dll.
TUJUAN PARALLEL PROCESSING
Tujuan utama dari pemrosesan paralel adalah untuk meningkatkan performa komputasi. Semakin banyak hal yang bisa dilakukan secara bersamaan (dalam waktu yang sama), semakin banyak pekerjaanyang bisa diselesaikan.

JARINGAN INTERKONEKSI

Dalarn sistem multiprosesor, sistem multimemori multiprosesor, dan array prosesor, salah satu persoalan desain yang mendasar adalah interconnection network (jaringan interkoneksi), yaitu jaringan untuk menghubungkan prosesor dan 426 memori secara bersama-sama.Para peneliti telah melakukan sejumlah besar kerja teoritis dalam lapangan ini, namun hampir belum ada teori tersebut yang dipraktekkan.Karenasebagianbesarmasalahmemerlukanmultiprosesoryang besar, maka segala famili mesin yang lengkap harns memungkinkan sistem yang mempunyai prosesor yang banyak. Jaringan interkoneksi muncul dalam berbagai jenis dan topologi. Daya kecocokan atau keserasianjenis tertentu tergantungpada dimana ia akan digunakan. Mari kita lihat beberapa penggunaanbiasa; contoh yang ada di dalam kurung akan dibahas pada bagian berikutnya dalam bab ini:
1. untuk menyampaikan signal kontrol ke prosesor,
2. untuk menghubungkan CPU dan prosesor I/O ke berbagai bank memori (rnisalnya, switch crossbar multi-tahap berkecepatan tinggi yang ada dalam kebanyakan komputer modern yang besar),
3. untuk menyampaikanpesan diantaraprosesor(rnisalnya,jaringan interkoneksi hypercube dari ConnectionMachine),
4. untuk mengorganisasi data guna melakukan transfer (misalnya, jaringan permutasi),
5. untuk interkoneksirelatifjangka panjang (rnisalnya,crossbar yang digunakan oleh beberapa komputer untuk menghubungkanprosesor ke peralatan I/O).

MESIN SIMD & MIMD

SIMD

Yang merupakan singkatan dari Single Instruction, Multiple Data. SIMD menggunakan banyak processordengan instruksi yang sama, namun setiap processor mengolah data yang berbeda. Sebagai contoh kitaingin mencari angka 27 pada deretan angka yang terdiri dari 100 angka, dan kita menggunakan processor. Pada setiap processor kita menggunakan algoritma atau perintah yang sama, namun datayang diproses berbeda. Misalnya processor 1 mengolah data dari deretan / urutan pertama hingga urutan ke 20, processor 2 mengolah data dari urutan 21 sampai urutan 40, begitu pun untuk processor-processor yang lain. Beberapa contoh komputer yang menggunakan model SIMD adalah ILLIAC IV,MasPar, Cray X-MP, Cray Y-MP, Thingking Machine CM-2 dan Cell Processor (GPU).

MIMD

Yang merupakan singkatan dari Multiple Instruction, Multiple Data. MIMD menggunakan banyak processor dengan setiap processor memiliki instruksi yang berbeda dan mengolah data yang berbeda.Namun banyak komputer yang menggunakan model MIMD juga memasukkan komponen untuk model SIMD. Beberapa komputer yang menggunakan model MIMD adalah IBM POWER5, HP/CompaqAlphaServer, Intel IA32, AMD Opteron, Cray XT3 dan IBM BG/L.

ARSITEKTUR PENGGANTI


 Banyak aplikasi yang membutuhkan atau meminta komputasional yang berat pada komputer, dan para arsitek telah meresponnya dengan merancang prosesor khusus untuk memenuhi permintaan ini. Sebagian besar prosesor khusus tersebut merupakan arsitektur flow-control (kontrol arus) dan dengan demikian ia menggunakancounterprogram.Prosesorini berbedadengan komputerpenggunaan umum dalam hal kekhususan hardwareyang ia sertakanuntuk memenuhi aplikasi target tersebut. Contohnya adalah mesin pemrosesan tampilan, mesin artificial intelligence (AI), dan mesin database. Para arsitek merancang mesin pemrosesan tampilandenganperalatanI/O khususyang dapatmemberikanbandwidthI/O tinggi yang diperlukanuntuk memprosesdan mendisplaytainpilan,dan mereka seringkali menerapkanunit aritmetikpipelinedyangkhusus diperuntukkanbagi operasiseperti bluriing (pengaburan) dan korelasi tampilan. Para arsitek merancang mesin AI 500 dengan prosesor khusus yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan komputasi simbolik,yang biasanyamenggunakansalahsatuprosesoruntukmengalokasimemori dan prosesor yang satunya untuk mengklaimkembali memori yang tidak terpakai (kumpulansampah).Merekamerancangmesindatabaseuntukmemberikanfasilitas untuk operasidatabase kepada peralatanpenyimpananekstemalbesar berkecepatan tinggi. Umumnya, arsitekturpenggunaan khusus menggunakanberbagai teknik yang baru saja kita kemukakan.Bagian berikut, yang menutupbuku ini, akan membahas secara singkat mengenai dua altematif bagi arsitektur flow-control konvensional. Salah satunya adalah prosesor dataflow (arus data). Tidak seperti halnya dalam mesin von Neumann, yakni bahwa program menentukan kapan mereka akan menjalankanoperasi,prosesordataflowini adalahavailabilitydata yangmenentukan kapan prosesor dataflow akan menjalankan operasi. Kelompoklain dari arsitekturpenggantiyang baru-baruini telah diperkenalkan adalah jaringan neural. Ia agak didasarkan pada sistem biologis dan terdiri atas sejumlah elemen komputasional yang sangat sederhana yang beroperasi secara paralel. Walaupun tidak dirancang sebagai komputer penggunaan umum, namun jaringan neural ini telah menunjukkanbahwa ia bisa digunakan untuk pemrosesan signal dan aplikasi rekognisi pola.

REFERENSI

Pipelining & RISC

Pipelining

        Pipelining adalah teknik yang digunakan untuk meningkatkan throughput eksekusi CPU dengan menggunakan sumber daya prosesor dengan cara yang lebih efisien.
         Ide dasarnya adalah untuk membagi instruksi prosesor menjadi serangkaian tahapan independen kecil. Setiap tahap dirancang untuk melakukan bagian tertentu dari instruksi. Pada tingkat yang sangat dasar, tahap ini dapat dipecah menjadi:
1.       Fetch unit : Mengambil instruksi dari memori
2.       Decode unit : Membaca sandi instruksi yang dieksekusi
3.       Execute unit :  Mengeksekusi instruksi
4.       Write unit : Menulis hasil kembali untuk mendaftar atau memori


        Pada CPU non-pipelined, ketika instruksi sedang diproses pada tahap tertentu, tahap lainnya berada pada keadaan idle - yang sangat tidak efisien. Jika Anda melihat diagram, ketika instruksi 1 sedang diterjemahkan, Fetch, Execute dan Write Unit CPU tidak digunakan dan dibutuhkan 8 jam siklus untuk mengeksekusi 2 instruksi.
         Di sisi lain, pada CPU pipelined, semua tahapan bekerja secara paralel. Ketika instruksi pertama sedang diterjemahkan oleh Unit Decoder, instruksi kedua sedang diambil oleh fetch unit. Hanya membutuhkan waktu 5 siklus clock untuk mengeksekusi 2 instruksi pada CPU pipelined.
         Perhatikan bahwa peningkatan jumlah tahap dalam pipeline tidak akan selalu menghasilkan peningkatan eksekusi. Pada CPU non-pipelined, instruksi hanya bisa mengambil 3 siklus, tetapi pada CPU pipelined itu bisa mengambil 4 siklus karena tahapan yang berbeda yang terlibat. Oleh karena itu, satu instruksi mungkin memerlukan siklus clock yang lebih untuk mengeksekusi pada CPU pipelined. Tapi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan eksekusi beberapa instruksi mendapat lebih cepat di CPU pipelined. Jadi perlu ada keseimbangan di antaranya.
         Salah satu komplikasi utama dengan pipelining dalam (misalnya, 31-tahap pipelining digunakan di beberapa Intel Pentium 4 prosesor) adalah ketika sebuah instruksi cabang bersyarat sedang dieksekusi. Karena fakta bahwa prosesor tidak akan dapat menentukan lokasi dari instruksi berikutnya, oleh karena itu harus menunggu instruksi cabang untuk menyelesaikan dan seluruh pipeline mungkin perlu diflush sebagai hasilnya. Jika sebuah program memiliki banyak instruksi cabang bersyarat, pipelining bisa memiliki efek negatif pada kinerja secara keseluruhan. Untuk mengatasi masalah ini, prediksi cabang dapat digunakan, tetapi ini juga dapat memiliki efek negatif jika cabang-cabang diperkirakan salah.


RISC (Reduced Instruction Set Computer)

RISC, yang jika diterjemahkan berarti “Komputasi Kumpulan Instruksi yang Disederhanakan”,
         Merupakan sebuah arsitektur komputer atau arsitektur komputasi modern dengan instruksi-instruksi dan jenis eksekusi yang paling sederhana.
         Arsitektur ini digunakan pada komputer dengan kinerja tinggi, seperti komputer vektor. Selain digunakan dalam komputer vektor, desain ini juga diimplementasikan pada prosesor komputer lain, seperti pada beberapa mikroprosesor Intel 960, Itanium (IA64) dari Intel Corporation, Alpha AXP dari DEC, R4x00 dari MIPS Corporation, PowerPC dan Arsitektur POWER dari International Business Machine. 
         Selain itu, RISC juga umum dipakai pada Advanced RISC Machine (ARM) dan StrongARM (termasuk di antaranya adalah Intel XScale), SPARC dan UltraSPARC dari Sun Microsystems, serta PA-RISC dari Hewlett-Packard.
         Prosesor RISC hanya menggunakan instruksi-instruksi sederhana yang bisa dieksekusi dalam satu siklus. Dengan demikian, instruksi ‘MULT’ sebagaimana dijelaskan sebelumnya dibagi menjadi tiga instruksi yang berbeda, yaitu “LOAD”, yang digunakan untuk memindahkan data dari memori ke dalam register, “PROD”, yang digunakan untuk melakukan operasi produk (perkalian) dua operan yang berada di dalam register (bukan yang ada di memori) dan “STORE”, yang digunakan untuk memindahkan data dari register kembali ke memori. 
         Berikut ini adalah urutan instruksi yang harus dieksekusi agar yang terjadi sama dengan instruksi “MULT” pada prosesor RISC (dalam 4 baris bahasa mesin):
LOAD A, 2:3 
LOAD B, 5:2
PROD A, B
STORE 2:3, A

         Semakin banyak baris instruksi, semakin banyak lokasi RAM yang dibutuhkan untuk menyimpan instruksi-instruksi tersebut. Kompailer juga harus melakukan konversi dari bahasa tingkat tinggi ke bentuk kode instruksi 4 baris tersebut.

REFERENSI

Arsitektur Family Komputer IBM PC

Arsitektur Family Komputer
         IBM PC adalah sebutan untuk keluarga komputer pribadi buatan IBM. IBM PCdiperkenalkan pada 12 Agustus 1981, dan "dipensiunkan" pada tanggal 2 April 1987. 


Famili IBM PC dan Turunannya
         Sejak diluncurkan oleh IBM, IBM PC memiliki beberapa keluarga, yakni :

a)      IBM 4860 PCjr
b)      IBM 5140 Convertible Personal Computer (Laptop)
c)      IBM 5150 Personal Computer (PC yang asli)
d)      IBM 5155 Portable PC (Sebenarnya merupakanPC XT yang portabel)
e)      IBM 5160 Personal Computer/eXtended Technology
f)       IBM 5162 Personal Computer/eXtended Technology Model 286
g)      IBM 5170 Personal Computer/Adavanced Technology

Konfigurasi mikrokomputer dasar
        Mikrokomputer adalah sebuah kelas komputer yang menggunakan mikroprosesor sebagai CPU utamanya. Komputer mikro juga dikenal sebagai Personal Computer (PC), Home Computer atau Small-business Computer. Komputer mikro yang diletakkan di atas meja kerja dinamakan dengan desktop, sedangkan yang dapat dijinjing (portabel) dinamakan dengan Laptop, karena sering diletakkan di atas paha. Ketika komputer mikro pertama kali muncul ke pasaran, komputer jenis ini dianggap sebagai perangkat yang hanya digunakan oleh satu orang saja, yang mampu menangani informasi yang berukuran 4-bit, 8-bit atau 16-bit (dibandingkan dengan minicomputer atau mainframe yang mampu menangani informasi lebih dari 32-bit) pada satu waktunya.

Bagian-Bagian Mikrokomputer
         Berikut adalah Sistem mikrokomputer yang terdiri dari bagian-bagian yang berfungsi sama penting.
1. CPU / Mikroprosesor
Sebuah mikroprosesor adalah sebuah central processing unit (CPU) elektronik komputer yang terbuat dari transistor mini dan sirkuit lainnya di atas sebuah sirkuit terintegrasi semikonduktor.
2. Memori Utama (Main Memory)
Memory utama pada mikrokomputer terdiri dari dua macam yaitu ROM dan RAM

Komponen IBM PC
ROM :40 KB, tidak mendukung ROM Shadowing.
Port serial : 2 buah NS8250B UART, 9600 baud/detik.
Port pararel : 3 buah, tidak mendukung operasi dua arah (bi–directional).
Jenis media penyimpanan : Floppy disk drive, 360 KB 5.25 inci.
Slot ekspansi : 5 buah yang terdapat dalam motherboard, 3 buah yang masih kosong (1 buah digunakanuntuk kontrolir floppy disk, 1 buah lagi digunakan untuk kontrolir video).
Power Supply : 63.5 Watt, diberi kipas pendingin. Beberapa kartu ekspansi yang haus dayamensyaratkan penggantian power supply yang dapat menyuplai daya yang lebih besar.

Keyboard : IBM PC Keyboard, 83-tombol. Dicolokkan ke dalam soket keyboard yang memiliki enam buah pin.

REFERENSI